thelighthousepeople.com, Konflik yang Berkepanjangan: Israel dan Yaman. Konflik di Timur Tengah telah berlangsung selama beberapa dekade, melibatkan banyak negara dengan berbagai kepentingan. Salah satu konflik yang sering disorot adalah hubungan tegang antara Israel dan Yaman. Meski secara geografis terpisah oleh Laut Merah, ketegangan antara kedua negara ini berakar dari dukungan politik, ideologi, dan intervensi regional yang memicu ketidakstabilan di kawasan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah hubungan Israel dan Yaman, faktor-faktor yang memicu konflik, serta dampaknya terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah.
Latar Belakang Sejarah Konflik Israel dan Yaman
Hubungan antara Israel dan Yaman tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang konflik di Timur Tengah. Konflik ini melibatkan banyak aktor, termasuk negara-negara regional, kelompok militan, dan kekuatan internasional yang memperkeruh situasi.
Israel dan Perang Arab-Israel
Israel telah berada dalam konflik dengan beberapa negara Arab sejak berdirinya pada tahun 1948. Perang Arab-Israel yang pecah pada tahun yang sama merupakan awal mula ketegangan antara Israel dan dunia Arab, termasuk Yaman. Meskipun Yaman tidak terlibat langsung dalam perang awal tersebut, negara ini, terutama di bawah kekuasaan Yaman Utara dan Selatan, menyatakan solidaritasnya dengan negara-negara Arab yang memusuhi Israel.
Peran Yaman dalam Konflik Timur Tengah
Yaman memiliki posisi strategis di Semenanjung Arab dan kerap terlibat dalam konflik yang lebih luas di kawasan. Sejak perang sipil Yaman dimulai pada tahun 2015, negara ini menjadi ajang pertempuran antara berbagai faksi, termasuk kelompok Houthi yang mendapat dukungan dari Iran, serta koalisi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Konflik ini memiliki dimensi regional yang lebih luas, di mana Israel terlibat secara tidak langsung melalui aliansi dan strategi politiknya dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Faktor-Faktor yang Memicu Ketegangan
Konflik antara Israel dan Yaman bukan hanya soal politik, tetapi juga melibatkan aspek ideologi, agama, dan pengaruh regional. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memicu ketegangan:
1. Pengaruh Iran dan Kelompok Houthi
Salah satu faktor utama dalam konflik ini adalah pengaruh Iran terhadap kelompok Houthi di Yaman. Kelompok Houthi, yang menganut ideologi Syiah Zaidi, telah terlibat dalam perang saudara di Yaman sejak 2015 dan didukung oleh Iran, musuh utama Israel di Timur Tengah. Israel melihat pengaruh Iran di Yaman sebagai ancaman strategis, terutama dengan adanya dugaan bahwa Iran mempersenjatai Houthi dengan senjata canggih yang dapat menargetkan negara-negara sekutu Israel, seperti Arab Saudi.
Hubungan antara Houthi dan Iran
Hubungan antara kelompok Houthi dan Iran telah menjadi perhatian internasional. Iran secara terbuka mendukung Houthi, baik secara politik maupun militer. Selain itu, Houthi telah beberapa kali menyatakan permusuhan terhadap Israel, meskipun tidak ada kontak langsung antara kedua pihak. Namun, adanya dukungan dari Iran membuat Israel semakin waspada terhadap potensi serangan dari Yaman, terutama dengan meningkatnya kekuatan Houthi di kawasan tersebut.
2. Kepentingan Israel di Laut Merah
Laut Merah merupakan jalur perairan strategis yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudra Hindia, dan Israel memiliki kepentingan besar untuk memastikan keamanan di kawasan ini. Yaman, yang memiliki garis pantai panjang di sepanjang Laut Merah, menjadi titik penting dalam upaya Israel menjaga keamanan perairan tersebut. Keberadaan kelompok Houthi di Yaman yang bersitegang dengan sekutu Israel, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, meningkatkan kekhawatiran Israel terkait potensi ancaman maritim.
Serangan Terhadap Jalur Laut
Pada beberapa kesempatan, kelompok Houthi telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, termasuk kapal yang dianggap bersekutu dengan Israel. Hal ini menambah ketegangan antara Israel dan Yaman, meskipun serangan ini lebih sering diarahkan ke sekutu Israel daripada Israel secara langsung. Namun, adanya ancaman terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah menjadi perhatian serius bagi Israel, yang bergantung pada jalur tersebut untuk perdagangan dan keamanan nasional.
3. Peran Amerika Serikat dan Sekutu Regional
Hubungan Israel dengan Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di kawasan, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, juga turut memperkeruh ketegangan dengan Yaman. Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi di Yaman mendapatkan dukungan militer dari Amerika Serikat, yang juga merupakan sekutu erat Israel. Ini menempatkan Israel secara tidak langsung dalam konflik, meskipun Israel tidak terlibat langsung dalam operasi militer di Yaman.
Normalisasi Hubungan dengan Negara Arab
Seiring dengan normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab, seperti melalui Abraham Accords, posisi Israel di Timur Tengah semakin kuat. Namun, normalisasi ini juga membuat musuh-musuh Israel, termasuk Iran dan kelompok Houthi di Yaman, semakin menentang kehadiran Israel di kawasan. Konflik yang berkepanjangan di Yaman menjadi medan pertempuran ideologis, di mana Israel menjadi bagian dari persaingan kekuatan yang lebih besar antara blok pro-Amerika dan blok yang di pimpin oleh Iran.
Dampak Konflik terhadap Stabilitas Kawasan
Konflik antara Israel dan Yaman, meskipun tidak selalu terlihat di permukaan, memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah. Dampak ini tidak hanya di rasakan oleh negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga oleh masyarakat internasional yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut.
1. Ketidakstabilan Regional
Ketegangan antara Israel dan Yaman berkontribusi terhadap ketidakstabilan regional yang lebih luas. Dengan konflik yang berkepanjangan di Yaman, serta meningkatnya kekhawatiran Israel terhadap pengaruh Iran di kawasan, Timur Tengah tetap menjadi salah satu wilayah paling rawan konflik di dunia. Konflik ini tidak hanya berdampak pada keamanan Israel, tetapi juga pada negara-negara tetangganya, seperti Arab Saudi dan Mesir.
2. Ancaman terhadap Jalur Perdagangan Internasional
Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb adalah jalur perdagangan internasional yang sangat penting. Ketegangan di kawasan ini, terutama yang melibatkan serangan terhadap kapal-kapal di perairan strategis tersebut, dapat mengganggu perdagangan global. Israel, yang sangat bergantung pada jalur perdagangan ini, menganggap stabilitas kawasan sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya.
Potensi Eskalasi Konflik
Jika ketegangan antara Israel dan Yaman terus meningkat, ada kemungkinan terjadinya eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan tersebut. Dengan banyaknya aktor regional dan internasional yang terlibat, konflik ini dapat dengan mudah meluas dan mempengaruhi negara-negara lain, termasuk sekutu-sekutu Barat di Timur Tengah.
Kesimpulan
Konflik antara Israel dan Yaman adalah bagian dari dinamika yang lebih luas di Timur Tengah, di mana politik, ideologi, dan kepentingan regional saling berkelindan. Meskipun kedua negara ini tidak memiliki konflik langsung, dukungan Iran terhadap Houthi di Yaman dan kekhawatiran Israel atas keamanan regional membuat hubungan antara kedua negara ini tegang. Dengan mempertimbangkan peran Israel di Laut Merah, serta keterlibatan Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di kawasan, konflik ini menjadi lebih kompleks dan sulit untuk diselesaikan.